Ilustrasi lisan yang bertujuan melukiskan suatu objek, tempat, orang, atau pengalaman secara detail dan hidup, sehingga pendengar dapat membayangkannya dengan jelas, dikenal sebagai pidato deskriptif. Pidato ini berfokus pada penggunaan bahasa sensorik yang kaya, mencakup detail visual (penglihatan), auditori (pendengaran), olfaktori (penciuman), gustatori (perasa), dan taktil (peraba). Sebagai contoh, deskripsi pasar tradisional dapat mencakup detail seperti warna-warni kain, aroma rempah-rempah, suara tawar-menawar, dan tekstur buah-buahan yang dijual. Contoh lain adalah penggambaran tokoh pahlawan yang menekankan sifat-sifat fisik, gaya bicara, dan tindakan heroiknya.
Keahlian berpidato deskriptif penting dalam berbagai konteks. Dalam pendidikan, kemampuan ini melatih ketajaman observasi, memperkaya kosakata, dan meningkatkan kemampuan komunikasi. Di ranah publik, pidato deskriptif dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik, mempengaruhi opini publik, bahkan membangkitkan emosi pendengar. Secara historis, teknik deskripsi telah digunakan dalam karya sastra, pidato politik, dan berbagai bentuk komunikasi lainnya untuk menghidupkan narasi dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan.