Ungkapan rasa hormat dalam sebuah pidato berperan penting dalam membangun hubungan positif antara pembicara dan audiens. Frasa seperti “Yang terhormat Bapak/Ibu…”, “Hadirin yang saya muliakan…”, atau “Rekan-rekan sekalian yang berbahagia…” merupakan contoh umum yang digunakan untuk menyapa dan menghargai pendengar. Selain itu, penggunaan bahasa yang sopan dan santun, menghindari kata-kata kasar atau tidak pantas, serta menyesuaikan gaya bahasa dengan konteks acara juga mencerminkan penghormatan kepada audiens.
Penggunaan bahasa yang santun dan menunjukkan rasa hormat berkontribusi pada terciptanya suasana yang kondusif dan komunikatif. Hal ini memudahkan penyampaian pesan dan meningkatkan efektivitas pidato. Secara historis, budaya menghormati orang lain, terutama yang dituakan atau memiliki kedudukan tertentu, telah mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia. Tradisi ini tercermin dalam tata krama berbahasa, termasuk dalam penyampaian pidato.