Energi mengalir melalui ekosistem secara bertahap, dimulai dari produsen yang mampu menghasilkan energi melalui fotosintesis. Tumbuhan hijau, sebagai contoh, mengubah energi matahari menjadi energi kimia yang tersimpan dalam bentuk gula. Herbivora, atau konsumen primer, kemudian memperoleh energi ini dengan mengonsumsi tumbuhan. Konsumen sekunder, atau karnivora, mendapatkan energi dengan memakan herbivora, dan seterusnya hingga ke tingkat konsumen tersier dan dekomposer. Pada setiap tahap transfer energi, sebagian energi hilang sebagai panas, sehingga jumlah energi yang tersedia berkurang pada setiap tingkatan rantai makanan. Contohnya, jika tumbuhan memiliki 1000 kalori energi, herbivora mungkin hanya memperoleh 100 kalori setelah mengkonsumsinya, dan karnivora hanya memperoleh 10 kalori setelah memakan herbivora tersebut. Proses ini menggambarkan bagaimana energi bergerak secara searah, dan tidak dapat kembali ke tingkat sebelumnya.
Memahami alur energi ini sangat penting untuk pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pemahaman ini memungkinkan prediksi dampak perubahan populasi pada suatu ekosistem, optimalisasi produksi pangan, dan pengembangan strategi konservasi yang efektif. Ilmu ekologi sangat bergantung pada pemahaman transfer energi ini untuk menganalisis kesehatan dan keseimbangan ekosistem, baik darat maupun perairan. Analisis ini membantu dalam mengidentifikasi potensi gangguan ekosistem, seperti dampak polusi atau eksploitasi berlebihan sumber daya alam.