Teks ceramah yang disampaikan pada perayaan Idul Adha umumnya berisi uraian mengenai makna kurban, sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail, serta hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut. Contohnya, sebuah pidato dapat menjelaskan bagaimana kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya merupakan bentuk ketaatan tertinggi kepada Tuhan. Pidato juga dapat menyertakan kisah-kisah inspiratif tentang pengorbanan dalam konteks sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong, kepedulian terhadap sesama, dan pentingnya berbagi dengan yang membutuhkan.
Penyampaian amanat melalui ceramah Idul Adha memiliki peran penting dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan dan sosial. Momentum perayaan Idul Adha menjadi kesempatan untuk mengingatkan umat muslim akan esensi berkurban, bukan hanya sekedar ritual penyembelihan hewan, tetapi juga sebagai wujud rasa syukur, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Nilai-nilai ini relevan dalam membangun masyarakat yang lebih harmonis dan berkeadilan. Secara historis, khutbah atau ceramah telah menjadi bagian integral dari perayaan hari besar keagamaan dalam Islam, termasuk Idul Adha, sebagai sarana edukasi dan penyampaian pesan moral kepada umat.