Proses pembuatan slime melibatkan pencampuran bahan-bahan tertentu yang menghasilkan suatu zat kental, elastis, dan dapat dibentuk. Sebagai contoh, lem putih sering dicampur dengan activator seperti cairan lensa kontak, deterjen, atau boraks untuk menciptakan tekstur khas slime. Variasi bahan dan metode pencampuran dapat menghasilkan slime dengan karakteristik yang berbeda, mulai dari yang kenyal dan mudah dibentuk hingga yang lebih padat dan lengket.
Aktivitas membuat dan bermain dengan slime telah menjadi populer, khususnya di kalangan anak-anak. Hal ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga dapat merangsang kreativitas dan mengembangkan keterampilan motorik halus. Selain itu, proses pencampuran bahan dan mengamati perubahan teksturnya dapat menjadi sarana pembelajaran sederhana mengenai reaksi kimia. Slime juga dapat dimanfaatkan sebagai media relaksasi dan pengurangan stres bagi beberapa orang.