Konstipasi, atau sulit buang air besar (BAB), ditandai dengan frekuensi BAB yang jarang, feses yang keras dan sulit dikeluarkan, atau perasaan tidak tuntas setelah defekasi. Gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya asupan serat, dehidrasi, kurangnya aktivitas fisik, efek samping obat-obatan, perubahan pola makan, dan kondisi medis tertentu seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau penyakit divertikular. Contohnya, perubahan drastis pola makan dari kaya serat menjadi rendah serat dapat menyebabkan kesulitan BAB.
Mencegah dan mengatasi kesulitan BAB sangat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Buang air besar yang teratur membantu mencegah penumpukan racun dalam tubuh, mengurangi risiko wasir dan fisura ani, serta meningkatkan rasa nyaman dan kesejahteraan. Secara historis, pengobatan tradisional telah memanfaatkan berbagai metode untuk meringankan konstipasi, namun pemahaman ilmiah mengenai penyebab dan pengelolaan konstipasi telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.