Teks pidato yang mengajak menghindari perilaku destruktif seperti kekerasan dan tawuran, umumnya berisi argumen persuasif tentang dampak negatifnya, baik bagi individu maupun masyarakat. Contohnya, sebuah pidato dapat menggambarkan bagaimana kekerasan fisik dapat menyebabkan cedera serius dan trauma psikologis, sementara tawuran dapat merusak fasilitas umum dan menciptakan rasa takut di lingkungan. Pidato semacam ini seringkali menyertakan solusi alternatif penyelesaian konflik, seperti dialog dan mediasi, serta menekankan pentingnya kerjasama dan toleransi.
Penyampaian pesan perdamaian melalui pidato memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran publik, khususnya di kalangan generasi muda. Membudayakan penyelesaian masalah tanpa kekerasan merupakan investasi jangka panjang bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan produktif. Secara historis, pidato telah digunakan sebagai media efektif untuk menggerakkan perubahan sosial, termasuk dalam mengkampanyekan perdamaian dan menolak segala bentuk kekerasan. Menanamkan nilai-nilai anti kekerasan sejak dini dapat mencegah terjadinya konflik di masa mendatang dan membangun fondasi yang kokoh bagi kemajuan bangsa.