Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Tasbih & Keutamaannya


Panduan Lengkap Tata Cara Sholat Tasbih & Keutamaannya

Sholat Tasbih merupakan sholat sunnah empat rakaat yang berisi bacaan tasbih sebanyak 300 kali. Pelaksanaannya dapat dilakukan sekali seumur hidup, setahun sekali, sebulan sekali, seminggu sekali, bahkan setiap hari. Sholat ini memiliki tata cara khusus yang membedakannya dengan sholat sunnah lainnya, terutama pada bacaan tasbih yang disisipkan setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek pada setiap rakaat.

Keutamaan sholat ini disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya menjanjikan ampunan dosa dan pahala yang berlimpah. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai kesahihan beberapa riwayat, sholat ini tetap dianjurkan bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat. Sholat Tasbih diyakini dapat membersihkan diri dari dosa-dosa kecil dan memberikan ketenangan batin.

Penjelasan lebih lanjut akan membahas langkah-demi-langkah pelaksanaan sholat ini, mulai dari niat, bacaan tasbih pada setiap rakaat, hingga doa setelah salam. Pedoman lengkap ini diharapkan dapat membantu umat muslim dalam melaksanakan sholat tasbih dengan benar dan khusyuk.

1. Niat

Niat dalam sholat tasbih memegang peranan krusial sebagai pembeda antara ibadah sholat dengan aktivitas fisik lainnya. Niat yang diucapkan dengan tulus dan sungguh-sungguh menjadi penentu sah atau tidaknya sholat tasbih yang dikerjakan. Kejelasan niat juga membedakan sholat tasbih dengan sholat sunnah lainnya.

  • Lafadz Niat

    Lafadz niat sholat tasbih dapat diucapkan dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Ushalli sunnatash shalati tasbiihi arba’a raka’aatin lillaahi ta’aala (Aku niat sholat sunnah tasbih empat rakaat karena Allah Ta’ala). Pengucapan lafadz niat ini dilakukan bersamaan dengan takbiratul ihram.

  • Waktu Pengucapan Niat

    Niat sholat tasbih diucapkan tepat ketika takbiratul ihram. Keterkaitan antara niat dan takbiratul ihram ini menunjukkan kesatuan antara tekad dalam hati dan tindakan fisik dalam memulai sholat. Niat yang diucapkan sebelum atau sesudah takbiratul ihram dapat mempengaruhi keabsahan sholat.

  • Keikhlasan Niat

    Niat sholat tasbih hendaknya dilandasi keikhlasan semata-mata karena Allah SWT. Mengharapkan ridha Allah SWT menjadi tujuan utama dalam menjalankan sholat tasbih, bukan karena pamrih atau tujuan duniawi lainnya. Keikhlasan niat akan meningkatkan kualitas dan nilai ibadah di sisi Allah SWT.

  • Menghadirkan Niat dalam Hati

    Selain melafalkan niat, penting juga untuk menghadirkan niat tersebut dalam hati. Kesadaran penuh akan tujuan dan makna sholat tasbih akan membantu konsentrasi dan kekhusyukan selama menjalankan sholat. Menghadirkan niat dalam hati mencerminkan kesungguhan dan keteguhan hati dalam beribadah.

Keempat aspek niat ini saling berkaitan dan menentukan keabsahan serta kualitas sholat tasbih. Memahami dan menerapkannya dengan benar akan membantu menjalankan sholat tasbih dengan lebih sempurna dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT.

2. Bacaan Tasbih

Bacaan tasbih merupakan inti dan ciri khas sholat tasbih, yang membedakannya dari sholat-sholat sunnah lainnya. Tasbih yang dibaca berjumlah 300 kali dalam empat rakaat, terbagi dalam rangkaian bacaan khusus pada setiap rakaat setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek. Rangkaian tasbih tersebut terdiri dari:

  • Subhanallahi wal hamdulillahi wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar (Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar) sebanyak 15 kali setelah membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek.
  • 10 kali ketika berdiri setelah ruku pada setiap rakaat.
  • 10 kali ketika bangkit dari sujud yang pertama (duduk di antara dua sujud) pada setiap rakaat.
  • 10 kali setelah sujud kedua pada setiap rakaat sebelum berdiri untuk rakaat berikutnya (kecuali pada rakaat terakhir).
  • 10 kali setelah duduk tasyahud awal sebelum berdiri untuk rakaat ketiga.
  • 10 kali setelah duduk tasyahud akhir sebelum salam.

Pengaruh bacaan tasbih ini signifikan terhadap tata cara pelaksanaan sholat tasbih. Jumlah bacaan yang spesifik dan penempatannya pada posisi tertentu dalam rangkaian sholat menuntut konsentrasi dan ketelitian. Kelalaian atau kesalahan dalam menghitung bacaan tasbih dapat mempengaruhi keabsahan sholat tasbih. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam mengenai tata cara dan jumlah bacaan tasbih menjadi krusial bagi mereka yang ingin melaksanakan sholat tasbih dengan benar.

Sebagai contoh, seseorang yang lupa membaca tasbih setelah membaca Al-Fatihah dan surat pendek, diharuskan mengulangi bacaannya jika belum beranjak ke ruku. Jika sudah terlanjur ruku, maka bacaan tasbih tersebut diabaikan dan sholat dilanjutkan. Hal ini menunjukkan pentingnya kehati-hatian dan fokus dalam menjalankan setiap tahapan sholat tasbih. Kesalahan dalam pelaksanaan sholat tasbih, khususnya pada bacaan tasbih, dapat diatasi dengan sujud sahwi. Namun, menjaga konsentrasi dan ketelitian sejak awal sholat merupakan hal yang lebih utama.

3. Gerakan Sholat

Gerakan sholat dalam sholat tasbih pada dasarnya sama dengan gerakan sholat fardhu maupun sholat sunnah lainnya. Meskipun terdapat bacaan tasbih yang menjadi ciri khas sholat tasbih, gerakan-gerakan inti sholat, seperti berdiri, ruku’, sujud, dan duduk, tetap dilaksanakan sesuai dengan tuntunan yang berlaku. Pemahaman yang tepat mengenai gerakan sholat ini penting untuk menjaga kesempurnaan pelaksanaan sholat tasbih.

  • Berdiri

    Posisi berdiri tegak dalam sholat tasbih, sama halnya dengan sholat lainnya, merupakan postur awal yang penting. Pada posisi ini, dibacakan niat, Al-Fatihah, surat pendek, dan rangkaian tasbih. Berdiri tegak dengan khusyuk membantu memusatkan perhatian pada bacaan dan gerakan selanjutnya.

  • Ruku’

    Gerakan ruku’ dalam sholat tasbih dilakukan dengan membungkukkan badan, meletakkan kedua tangan di atas lutut, dan meluruskan punggung. Bacaan tasbih setelah ruku’ dilaksanakan dalam posisi berdiri kembali. Ruku’ yang sempurna mencerminkan ketundukan dan kerendahan hati di hadapan Allah SWT.

  • Sujud

    Sujud, sebagai gerakan yang paling mendekatkan diri kepada Allah SWT, dilakukan dengan meletakkan dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung jari kaki pada tempat sujud. Bacaan tasbih setelah sujud dilakukan pada posisi duduk di antara dua sujud dan setelah sujud kedua. Sujud yang khusyuk merefleksikan penghambaan dan kepasrahan diri kepada Sang Pencipta.

  • Duduk

    Duduk dalam sholat tasbih terdapat dua macam, yaitu duduk di antara dua sujud dan duduk tasyahud. Pada kedua posisi duduk ini, terdapat bacaan tasbih yang harus dilafadzkan. Duduk dengan tenang dan khusyuk membantu konsentrasi dalam membaca tasbih dan doa tasyahud.

Keseluruhan gerakan sholat dalam sholat tasbih ini harus dilakukan dengan tertib dan khusyuk. Meskipun terdapat penambahan bacaan tasbih, gerakan-gerakan sholat tersebut tetap mengikuti kaidah umum sholat. Dengan memahami dan melaksanakan gerakan-gerakan ini dengan benar, sholat tasbih dapat dijalankan dengan lebih sempurna dan khidmat, sehingga menambah kedekatan diri kepada Allah SWT.

4. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan sholat tasbih memiliki keterkaitan erat dengan tata caranya, khususnya dalam hal memilih waktu yang tepat dan menghindari waktu yang dilarang untuk sholat. Sholat tasbih, sebagai sholat sunnah, memiliki fleksibilitas waktu pelaksanaan. Namun, waktu-waktu yang dimakruhkan untuk sholat, seperti setelah sholat subuh hingga terbit matahari dan setelah sholat ashar hingga terbenam matahari, juga berlaku untuk sholat tasbih. Memilih waktu yang tepat menunjukkan penghormatan terhadap aturan dan tata cara sholat.

Contoh praktisnya, seseorang yang ingin melaksanakan sholat tasbih dapat memilih waktu antara setelah dzuhur hingga menjelang ashar. Waktu ini dianggap afdal karena kondisi tubuh relatif lebih segar setelah beristirahat sehingga memungkinkan konsentrasi lebih baik dalam melaksanakan sholat dengan bacaan tasbih yang berjumlah banyak. Menghindari waktu-waktu terlarang, seperti saat matahari terbit atau terbenam, merupakan bagian integral dari tata cara sholat tasbih. Pemahaman akan waktu-waktu yang dimakruhkan ini menunjukkan kesadaran akan adab dan aturan dalam beribadah.

Singkatnya, memahami waktu pelaksanaan sholat tasbih merupakan bagian tak terpisahkan dari tata caranya. Memilih waktu yang tepat dan menghindari waktu yang dilarang bukan hanya menunjukkan pemahaman terhadap aturan, tetapi juga mendukung pelaksanaan sholat tasbih yang lebih khusyuk dan bermakna. Hal ini menegaskan pentingnya memperhatikan setiap detail dalam beribadah, termasuk waktu pelaksanaan, untuk memperoleh keberkahan dan ridha Allah SWT.

5. Jumlah Rakaat

Jumlah rakaat sholat tasbih merupakan komponen integral dari tata caranya. Sholat tasbih dilaksanakan sebanyak empat rakaat dengan dua kali salam, di mana salam pertama dilakukan setelah dua rakaat pertama dan salam kedua setelah dua rakaat berikutnya. Jumlah rakaat ini bersifat tetap dan tidak dapat dikurangi atau ditambah. Keterkaitan antara jumlah rakaat dan tata cara sholat tasbih terlihat jelas dalam distribusi bacaan tasbih yang spesifik pada setiap rakaatnya. Jumlah rakaat yang tetap ini memengaruhi keseluruhan struktur dan durasi sholat tasbih. Memahami jumlah rakaat ini krusial untuk melaksanakan sholat tasbih sesuai tuntunan.

Misalnya, seseorang yang melaksanakan sholat tasbih hanya dua rakaat dengan sekali salam, maka sholat tersebut tidak dianggap sebagai sholat tasbih, melainkan sholat sunnah biasa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah rakaat merupakan bagian tak terpisahkan dari definisi dan tata cara sholat tasbih. Ketetapan jumlah rakaat ini juga berimplikasi pada jumlah bacaan tasbih yang harus dilafadzkan, yaitu 300 kali. Distribusi bacaan tasbih yang merata pada setiap rakaat mengharuskan pelaksanaan sholat tasbih secara utuh empat rakaat.

Pemahaman yang komprehensif tentang jumlah rakaat sholat tasbih penting untuk menjamin keabsahan sholat. Ketidaksesuaian jumlah rakaat dengan yang ditentukan mengakibatkan sholat tidak memenuhi syarat sholat tasbih. Oleh karena itu, memperhatikan jumlah rakaat merupakan aspek fundamental dalam melaksanakan sholat tasbih sesuai dengan tata caranya. Hal ini menunjukkan pentingnya ketelitian dan pemahaman yang mendalam terhadap setiap aspek dalam beribadah, termasuk jumlah rakaat, agar sholat diterima dan memberikan keberkahan.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Sholat Tasbih

Bagian ini membahas beberapa pertanyaan umum seputar tata cara sholat tasbih. Penjelasan berikut diharapkan dapat memberikan klarifikasi dan pemahaman yang lebih lengkap.

Pertanyaan 1: Apa hukum sholat tasbih?

Sholat tasbih hukumnya sunnah. Meskipun terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai kesahihan beberapa hadits terkait, sholat ini tetap dianjurkan bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pertanyaan 2: Kapan waktu terbaik untuk melaksanakan sholat tasbih?

Sholat tasbih dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat. Waktu yang dianjurkan adalah setelah sholat dzuhur hingga sebelum ashar.

Pertanyaan 3: Bagaimana jika lupa membaca tasbih pada salah satu rakaat?

Jika lupa membaca tasbih sebelum ruku’, maka ulangi bacaan tersebut. Jika sudah ruku’, lanjutkan sholat dan lakukan sujud sahwi sebelum salam.

Pertanyaan 4: Bolehkah sholat tasbih dikerjakan secara berjamaah?

Sholat tasbih lebih utama dikerjakan secara sendiri (munfarid), meskipun boleh juga dikerjakan secara berjamaah.

Pertanyaan 5: Apa yang harus dilakukan jika keliru dalam menghitung jumlah tasbih?

Jika terjadi kesalahan dalam menghitung jumlah tasbih, usahakan untuk memperbaikinya. Jika tidak memungkinkan, lanjutkan sholat dan lakukan sujud sahwi sebelum salam.

Pertanyaan 6: Apakah sholat tasbih dapat dikerjakan hanya dua rakaat?

Sholat tasbih harus dikerjakan empat rakaat dengan dua kali salam. Jika hanya dikerjakan dua rakaat, maka tidak dianggap sebagai sholat tasbih.

Memahami jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini merupakan langkah penting dalam melaksanakan sholat tasbih dengan benar dan khusyuk. Ketelitian dan pemahaman yang mendalam akan tata cara sholat tasbih akan meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Selanjutnya, akan dibahas beberapa hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan sholat tasbih.

Tips Melaksanakan Sholat Tasbih dengan Khusyuk

Bagian ini memberikan beberapa tips praktis untuk membantu umat muslim melaksanakan sholat tasbih dengan lebih khusyuk dan optimal.

Tip 1: Memilih Waktu yang Tenang dan Nyaman
Memilih waktu dan tempat yang tenang dan nyaman dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan kekhusyukan selama sholat. Hindari tempat yang ramai atau berisik agar fokus tidak terganggu.

Tip 2: Memahami Tata Cara dengan Baik
Mempelajari tata cara sholat tasbih dengan seksama, termasuk bacaan tasbih dan gerakan sholat, merupakan langkah penting agar sholat dapat dijalankan dengan benar dan sesuai tuntunan.

Tip 3: Menggunakan Bantuan Alat Bantu Hitung
Menggunakan tasbih atau alat bantu hitung lainnya dapat membantu menjaga konsentrasi pada bacaan dan menghindari kesalahan dalam menghitung jumlah tasbih. Hal ini khususnya bermanfaat bagi mereka yang masih belum terbiasa.

Tip 4: Membaca Doa dan Dzikir Setelah Sholat
Melengkapi sholat tasbih dengan doa dan dzikir setelah salam dapat meningkatkan keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tip 5: Memperbanyak Latihan
Melakukan sholat tasbih secara rutin dapat membantu membiasakan diri dengan tata caranya dan meningkatkan kelancaran dalam membaca tasbih sehingga konsentrasi dapat lebih terjaga.

Tip 6: Menjaga Kondisi Tubuh
Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit dan prima sebelum melaksanakan sholat tasbih. Kondisi fisik yang baik dapat mendukung konsentrasi dan kekhusyukan selama sholat.

Tip 7: Membaca Panduan Terpercaya
Merujuk pada buku atau sumber referensi terpercaya mengenai tata cara sholat tasbih dapat membantu menghindari kesalahan dan memastikan pelaksanaan sholat sesuai dengan tuntunan yang benar.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan umat muslim dapat melaksanakan sholat tasbih dengan lebih khusyuk, benar, dan memperoleh manfaat spiritual yang optimal.

Berikutnya, kesimpulan dari pembahasan tata cara sholat tasbih.

Kesimpulan

Tata cara sholat tasbih mencakup serangkaian prosedur spesifik yang perlu dipahami dan diterapkan dengan seksama. Memahami niat, bacaan tasbih yang berjumlah 300 kali, gerakan sholat, waktu pelaksanaan yang tepat, dan jumlah rakaat yang empat merupakan elemen krusial dalam menjalankan ibadah ini. Ketelitian dan konsentrasi tinggi dibutuhkan, terutama dalam melafalkan bacaan tasbih pada setiap rakaat setelah Al-Fatihah dan surat pendek, setelah ruku’, di antara dua sujud, dan setelah sujud. Penting untuk menghindari waktu-waktu yang dimakruhkan untuk sholat dan memastikan setiap gerakan sholat dilakukan dengan benar. Meskipun terdapat perbedaan pendapat ulama, sholat tasbih tetap dianjurkan sebagai amalan sunnah yang bernilai tinggi.

Sholat tasbih menawarkan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan atas dosa-dosa. Mempelajari dan mengamalkan tata cara sholat tasbih dengan benar merupakan wujud ketaatan dan kesungguhan dalam beribadah. Semoga pemahaman yang komprehensif terhadap tata cara sholat tasbih dapat mendorong peningkatan kualitas ibadah dan memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.

Images References :

Leave a Comment